Sabtu, 22 Januari 2011

Harapan Pasto

Pasto - Berharap Menjadi 'Surat Terbuka' Bagi Sesama

02 Maret 2010
Siapa yang tak kenal Pasto? Duo vokalis cowok asal Indonesia Timur yang kini menikmati kerja kerasnya. Setelah bertahun jatuh-bangun, kegemilangan karier menghampiri mereka.
Ditemui di sebuah cafe kawasan Cikini, Jakarta Selatan, kepada Bahana Meltho dan Rayen bicara blak-blakan mulai dari arti keluarga bagi mereka, pergaulan bebas, obsesi bikin album rohani serta kesuksesan yang diraih. “Semuanya berkat Tuhan,” begitu kata mereka kompak. So,lets cek it out...
Pantang MenyerahBerdiri tahun 2002 di bawah asuhan musisi senior Christ Patikawa, Pasto memulai kariernya bermusik. Setelah mengembara dari satu cafe ke cafe lainnya di tahun 2003, Pasto bertemu dengan penyanyi terkenal Glenn Friedly. Dari perkenalan tersebut, tepat di tahun 2007 Pasto membuat album perdana berjudul “I Need You”. Ketika itu formasi Pasto masih 4 personil yakni, Rudolf, Bayu, Rayen serta Meltho.
Sayang, tak lama kemudian Rudolf dan Bayu mengundurkan diri. Sedangkan album perdananya “I Need You” pun jeblok di pasaran.”Meskipun album tersebut nggak sukses tapi kami tidak menyerah,” ungkap Meltho.
Meskipun hanya berdua, Meltho dan Rayen tetap optimis dan semangat sesuai dengan nama Pasto (terinspirasi oleh ketegaran bocah usia 1 tahun yang menderita kanker). Semua itu, demi bisa menggapai cita-cita mereka sebagai musisi. Dan benar, di tahun 2008 atas saran dari mantan manager mereka, Pasto pun bergabung dengan penyanyi tenar Maia Estianty dan langsung mengeluarkan single “Aku Pasti Kembali”, lagu yang pernah dinyanyikan Mulan Jamila. Lagu ini diarransemen ulang dan mendapat respons luar biasa dari para penikmat musik Indonesia.
Hasilnya, Pasto berhasil menyabet “Double Platinum.” “Penghargaan ini membuat kami makin percaya diri dan yang pasti semua ini berkat Dia,” tegas Rayen sembari mengacungkan telunjuknya ke atas.
Filter PergaulanSebagai grup musik papan atas, peraih “Best Duo/Group versi Indigo” sudah barang tentu, Pasto dijejali dengan berbagai kesibukan. Mulai dari latihan vokal, wawancara dengan media, menjadi bintang tamu di sejumlah TV dan radio, konser ke beberapa daerah atau mancanegara dan lain-lain. Menariknya, sesibuk apapun dua penyanyi yang sudah seperti saudara kandung itu selalu menyempatkan diri untuk menjalin hubungan intim dengan Yesus Kristus. Menurut penuturan Meltho dan Rayen, “biasanya pagi mengawali hari dan malam mengakhiri aktivitas, selain aktif dalam pelayanan di gereja masing-masing.”
Bukan rahasia umum bahwa kehidupan selebritis sangat rentan oleh hal-hal negatif seperti free seks, narkoba, cinta sejenis dan sebagainya. “Keintiman kita dengan Tuhan adalah filter bagi pergaulan dan kami berharap bisa menjadi ‘surat terbuka’ bagi sesama,” tambah keduanya yang pernah menjadi duta AIDS tahun 2009.
Apa arti keluarga bagi kalian? “Wakil Tuhan di dunia,” ujar keduanya serempak. Dan saking berartinya, sepadat apapun jadwal manggung saat ada waktu luang keduanya selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. “Pokoknya ada waktu lowong pasti kami gunakan sebaik-baiknya entah wisata kuliner bareng, karokean atau hanya ngobrol-ngobrol saja,” kata Rayen tersenyum.
Mereka pun sadar, di balik kesuksesan yang mereka raih, selain campur tangan Tuhan, dukungan keluarga ikut berperan. Sembari keduanya secara bergantian menyebut satu-persatu nama yang ikut ambil bagian membesarkan nama Pasto.
Dikejar MassaTerkenal dan dipuja oleh para penggemar merupakan imbas dari kesuksesan yang diraih Marvin Warren Romeltho. Sinjal (Meltho) dan Rayendie Rohy Pono (Rayen). Tentu saja, attitude, sepak terjang serta kehidupan pribadi dua pria berwajah cukup manis ini, selalu menjadi sorotan pasang mata baik bagi penguber berita gosip dan masyarakat.
Pernah saat akan manggung di sebuah mal terkenal di Bogor, ketika itu Meltho dan Rayen sedang berjalan dengan santai menuju lokasi acara. Tiba-tiba secara spontanitas para pengunjung mal yang berjumlah ratusan orang menyerbu Pasto. “Wah kami panik banget! nggak ngira diuber-uber ratusan orang, kami sudah sepeti maling saja,” kenang Meltho yang mengaku terharu dan bahagia ketimbang merasa terganggu dengan peristiwa itu.
Adakah obsesi yang ingin diraih? “Kalau aku ingin punya sekolah musik,” jawab Meltho. Sedangkan Rayen, ingin menjadi produser musik. Lainnya? Kali keduanya serempak menjawab, “membuat album rohani”. Kendati tidak tahu kapan, keduanya optimis satu waktu akan terwujud. Sikap optimis ini tercermin dari keduanya ketika kembali ke studio untuk mempersiapkan album ketiga berjudul “Kembali” yang dirilis 1 Februari lalu. Sukses untuk Pasto!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar